Selasa, 25 November 2014

TINGKAT KEANEKARAGAMAN DALAM KEHIDUPAN


Pengertian Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen- Apakah Anda sering memerhatikan kebun di dekat rumah atau sekolah Anda? Makhluk hidup apa sajakah yang terdapat di tempat tersebut? Beraneka ragam, bukan? Ada tumbuhan, kupu-kupu, burung, kumbang, dan lainnya. Semua jenis makhluk hidup tersebut merupakan contoh darikeanekaragaman hayati. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya. Meskipun masih dalam satu spesies, penampakan buah jeruk berbeda satu dengan lainnya. Jadi, di dunia tidak ada satu jenis makhluk hidup yang sama persis bentuk dan ukuran maupun warnanya. Perbedaan ini disebabkan adanya keanekaragaman gen.
Contoh lain keanekaragaman tingkat gen yang mudah diamati adalah adanya perbedaan warna merah dan hitam pada ikan koi adanya buah manis dan buah asam pada satu pohon mangga yang sama; dan perbedaan warna kuning, merah, atau putih pada biji jagung.
Perbedaan gen tidak hanya terjadi antarjenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman gen, sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi yang dikenal dengan istilah varietas. Misalnya, ada varietas padi PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng (coba sebutkan yang lain). Demikian juga dengan adanya berbagai varietas bunga, mangga, jeruk, anjing, dan burung. Sekilas penampakan antarvarietas itu sama karena masih tergolong spesies yang sama. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh tiap-tiap varietas itu.
Anda juga dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).
Keanekaragaman gen pada ayam
Keanekaragaman gen pada ayam

Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
keanekaragaman gen
Keanekaragaman tingkat gen yang menunjukkan fenotipe atau penampakan yang berbeda
Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkankeanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
Perbedaan sifat pada jenis mangga dapat Anda amati pada tabel berikut:
No.ManggaBentuk BuahRasa
arima
1.goleklonjong panjangmanistidak wangi
2.kuinibulat telur, besarmaniswangi
3.gedongbulat, kecillebih manistidak wangi
Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting).

 Keanekaragaman hayati ditunjukan dengan adanya variasi makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan, dan ciri lain. Keanekaragaman hayati dapat digolongkan pada tingkat gen, spesies, sampai ekosistem. Keseluruhan variasi tersebut akan membentuk keanekaragaman hayati.

Tingkat keanekaragaman hayati dimulai pada tingkat gen, lalu spesies, dan yang terakhir adalah ekosistem.




Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam suatu spesies. Keanekaragaman gen dalam suatu spesies makhluk hidup yang menimbulkan variasi disebut varietas. Misalnya, pada spesies kucing terdapat variasi seperti kucing Anggora yang berbulu panjang, serta kucing Siam dan kucing Bali yang berbulu pendek.

Keanekaragaman gen dapat terjadi secara alami akibat reproduksi seksual, maupun secara buatan melalui proses budidaya manusia. Hewan dan tumbuhan tertentu dibudidayakan untuk tujuan tertentu, misalnya persilangan tanaman anggrek untuk mendapatkan warna anggrek yang beraneka ragam.

Keanekaragaman Spesies



Perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup yang hidup di suatu habitat disebut dengan keanekaragaman spesies. Keanekaragaman spesies biasanya dijumpai pada suatu kawasan atau habitat tertentu yang dihuni kumpulan makhluk hidup dari berbagai spesies atau komunitas. Sebagai contoh, di halaman rumah dapat dijumpai rumput, pohon mangga, bunga melati, burung pipit, semut, kodok, kupu-kupu, dan lain sebagainya.

Keanekaragaman Ekosistem



Keanekaragaman ekosistem adalah interaksi di antara kondisi lingkungan yang berbeda-beda ini dengan sekelompok faktor biotik. Faktor abiotik pada ekosistem yaitu meliputi materi tidak hidup seperti tanah, air, suhu, kelembapan, cahaya matahari, dan mineral. Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme. Contoh dari keanekaragaman ekosistem adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem sungai, ekosistem hutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar