A. PENGERTIAN
PENGUKURAN
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Misalnya,
kamu melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan
tersebut artinya kamu membandingkan panjang meja dengan panjang pensil. Panjang
pensil yang kamu gunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan
dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding
dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang
disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan
disebut satuan tidak baku.
B. BESARAN
POKOK DAN BESARAN TURUNAN
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah
didefinisikan terlebih dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya
diperoleh dari besaran pokok.
Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok,
dan Besaran Turunan
Di
dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat
badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda.
Berat badan dapat kita tentukan dengan menggunakan alat timbangan berat
badan. Misalnya, setelah ditimbang berat badanmu 50 kg atau dalam fisika
bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat
kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan
massa merupakan besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah
ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat
besaran-besaran yang bukan besaran fisika, misalnya perasaan sedih,
gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat
dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran fisika.
Besaran
fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.Besaran
pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Adapun, besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari
besaran-besaran pokok.
Sistem
satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu
bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan
tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan
para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia
pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi
sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second)yang disebut
sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS
(Centimeter Gram Second).
Besaran
Pokok
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat
dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad)
dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr).Tabel Beberapa Besaran
Besaran
Turunan
Sistem Internasional
Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta,
depa, langkah sebagai alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang
dilakukan menghasilkan data berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam
pengukuran, karena jengkal orang satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena
itu, harus ditentukan dan ditetapkan satuan yang dapat berlaku secara umum.
Usaha para ilmuwan melalui berbagai pertemuan membuahkan hasil sistem satuan
yang berlaku di negara manapun dengan pertimbangan satuan yang baik harus
memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1) satuan selalu
tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh apapun, misalnya suhu,
tekanan dan kelembaban.
2) bersifat
internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.
3) mudah ditiru bagi
setiap orang yang akan menggunakannya.
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di
seluruh negara dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan
antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak
ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
1. Satuan
Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya
dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan
besaran panjang dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama
dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke
khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari campuran
Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang
ketika bersuhu 0ºC. Meter standar ini disimpan di International Bureau of
Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak
karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan kesulitan dalam menentukan
ketelitian pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi satu meter
diubah. Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang
gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang
hampa pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional
tentang timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu meter merupakan jarak
yang ditempuh cahaya pada selang waktu 1/299792458 sekon. Penggunaan kecepatan
cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.
2. Satuan
Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan
kilogram (kg). Pada mulanya para ahli mendefinisikan satu kilogram sebagai
massa sebuah silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan Iridium yang
disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik,
massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air murni
pada suhu 4ºC.
3. Satuan
Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik
atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar waktu
rotasi bumi pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai
1/26400 kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x
60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu
ke waktu, maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik
adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan
getaran sebanyak 9192631770 kali.
Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai.
Penggunaan satuan suatu besaran harus tepat, sebab apabila tidak sesuai akan
berkesan janggal bahkan lucu. Misalnya seseorang mengatakan tinggi badannya
150ºC, orang lain yang mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu salah.
Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang yang sehat biasanya 36
meter, terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan
dalam satuan yang sesuai dengan keinginan kita atau yang kita perlukan.
Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan cm, satuan
gram dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk
mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya diperlukan
tangga konversi. Gambar di bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa,
dan waktu, beserta dengan langkah-langkah penggunaannya.
Tangga
Konversi Panjang
Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem
Metrik
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal
satuan lainnya yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya liter,
inci, yard, feet, mil, ton, dan ons. Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi
atau diubah ke dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang ditentukan.
Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai berikut:
·
1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak
sampai ujung jari tangan orang dewasa).
·
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit
sampai ujung jari kaki orang dewasa).
·
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal
ibu jari tangan orang dewasa).
·
1 inci = 2,54 cm
·
1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut
dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa berlaku juga sistem
konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI.
Contohnya sebagai berikut.
·
1 ton = 1000 kg
·
1 kuintal = 100 kg
·
1 slug = 14,59 kg
·
1 ons (oz) = 0,02835 kg
·
1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik atau sekon. Contohnya sebagai
berikut.
·
1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
·
1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
·
1 jam = 3600 detik
·
1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem
awalan dari sistem MKS baik ke sistem makro maupun ke sistem mikro. Perhatikan
Tabel berikut ini.
Penelitian
jagad mikro dengan konversi sistem mikro banyak berkembang dalam bidang
teknolgi dewasa ini, contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad renik
seperti sel, virus, bakteriofage, dan DNA. Adapun penelitian jagad makro
menggunakan konversi sistem makro karena objek penelitiannya mencakup wilayah
lain dari jagad raya, yaitu objek alam semesta di luar bumi.
Mengonversi Satuan Besaran Turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang
dijabarkan dari satuan besaranbesaran pokok yang mendefinisikan besaran turunan
tersebut. Oleh karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran turunan dapat
berkembang lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang
berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga
ditulis dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan
beberapa contoh di bawah ini!
·
1 dyne = 10pangkat-5 newton
·
1 erg = 10pangkat-7 joule
·
1 kalori = 0,24 joule
·
1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
·
1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
·
1 ml = 1 cm3 = 1 cc
·
1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
·
1 gauss = 10pangkat-4 tesla
Pengukuran Besaran Fisika
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari
sangat penting. Seorang tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk
dipotong sesuai dengan pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran
pita. Penjual daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan pembelinya dengan
menggunakan timbangan duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan
pengukuran panjang dan lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya
alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil
mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan
meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan
penggaris, misalnya didapat panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan
besaran, 100 merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah satuannya.
Beberapa aspek pengukuran yang harus
diperhatikan yaitu ketepatan (akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi),
dan kepekaan (sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan
mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran
besaran-besaran fisika, meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
panjang benda haruslah sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk
mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan
raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran
Panjang dengan Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya,
seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari
plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran
pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Alat
Ukur Panjang
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap
skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan
pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau
disebut dengan kesalahan paralaks.
Pembacaan
Skala
b.
Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang
mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter
bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil
0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius.
Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
Jangka
Sorong
c.
Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm
atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang
mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat,
diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang
putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari
skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar
0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.
Mikrometer
Sekrup
2. Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa
benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan
antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam
dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan.
Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan
adalah sebagai berikut:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan
tiap skala bernilai 1 g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap
skala sebesar 100 g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10
sampai 100 g, tiap skala 10 g.
Neraca
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam
analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari
alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup
baik, yaitu sampai 0,1 s.
Alat
Ukur Waktu
C. SUHU
DAN PENGUKURANNYA
1. Pengertian Suhu
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda
tersebut dinyatakan dengan besaran suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk
menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.
2. Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk
mengukur besarnya suhu suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum
digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah
raksa atau alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler
termometer adalah sebagai berikut:
a.
raksa tidak membasahi dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya
menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah,
yaitu -114ºC. Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk
mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
Pada
pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik
tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di
antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap
bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah suhu
saat air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
a. Termometer
Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik
tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi 100 skala.
b. Termometer
Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik
tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer
Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik
tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan
sebagai 0ºF. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180
skala.
d. Termometer
Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi
angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki
benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu
es melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang
titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.
Titik
Tetap Termometer
Perbandingan skala antara temometer Celcius,
termometer Reaumur, dan termometer Fahrenheit adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C : R : F = 5 : 4 : 9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC =
0ºR = 32ºF, maka hubungan skala C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:
tº C =5/4 tºR
tº C =5/9 (tºF – 32)
tº C =4/9 (tºF – 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah
t K = tºC + 273 K
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu
termometer. Skala termometer yang kita buat dapat dikonversikan ke skala
termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik tetap kedua termometer
berada dalam keadaan yang sama.
Misalnya, kita akan menentukan skala
termometer X dan Y. Termometer X dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap
atas Xa. Termometer Y dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya.
Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu
saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.
Dengan membandingkan perubahan suhu dan
interval kedua titik tetap masing-masing termometer, diperoleh hubungan sebagai
berikut.
Keterangan:
Xa
= titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
Konversi
Skala Termometer
Seperti kita ketahui bahwa zat cair sebagai
bahan pengisi termometer ada dua macam, yaitu air raksa dan alkohol. Nah,
ternyata zat cair tersebut memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.
a . Termometer air raksa.
Berikut ini beberapa keuntungan air raksa
sebagai pengisi termometer, antara lain :
1)
Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi
teliti.
2) Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
3) Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
4) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu – 40 0C dan mendidih pada suhu 360 0 C.
5) Volume air raksa berubah secara teratur.
2) Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
3) Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
4) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu – 40 0C dan mendidih pada suhu 360 0 C.
5) Volume air raksa berubah secara teratur.
Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa
juga memiliki beberapa kerugian, antara lain:
1)
Air raksa harganya mahal.
2) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
3) Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
2) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
3) Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
b. Termometer alkohol
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi
termometer, antara lain :
1)
Alkohol harganya murah.
2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol mengalami perubahan volume yang besar.
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol –130 0C.
2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol mengalami perubahan volume yang besar.
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol –130 0C.
Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi
termometer, antara lain :
1)
Membasahi dinding kaca.
2) Titik didihnya rendah (78 0C)
3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar dapat dilihat.
2) Titik didihnya rendah (78 0C)
3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar dapat dilihat.
Mengapa air tidak dipakai untuk mengisi tabung
termometer? Alasannya karena air membasahi dinding kaca, jangkauan suhunya
terbatas, perubahan volumenya kecil, penghantar panas yang jelek.
D. Memperhatikan
dan Menerapkan Keselamatan Kerja dalam Pengukuran
Belajar fisika tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan laboratorium. Dalam melaksanakan percobaan dan kegiatan di
laboratorium mungkin saja terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, penting sekali
untuk menjaga keselamatan dalam bekerja. Salah satu usaha menjaga keselamatan
kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan memperhatikan dan
melaksanakan tata tertib di laboratorium.
Mengapa kecelakaan dapat terjadi? Kecelakaan
di laboratorium dapat terjadi disebabkan beberapa hal, antara lain:
1.
tidak mematuhi tata tertib laboratorium,
2.
tidak bersikap baik dalam melaksanakan
kegiatan laboratorium,
3.
kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap
alat, bahan, serta cara penggunaannya,
4.
kurangnya penjelasan dari guru atau tenaga
laboratorium, dan
5.
tidak menggunakan alat pelindung.
Adapun bahaya-bahaya yang mungkin perlu
diantisipasi di lingkungan laboratorium adalah sebagai berikut:
1.
luka bakar akibat panas,
2.
bahaya listrik,
3.
bahaya radioaktif, dan
4.
bahaya kebakaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar