A.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan berdampingan. Jadi proses
pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya yang
terjadi pada diri kita, kalau diamati keadaan ketika bayi sangat berbeda dengan
keadaan saat ini.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali ke asal (irreversibel), yang meliputi pertambahan volume dam pertambahan massa. Selain disebabkan pertambahan ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan jumlah sel. Contohnya bayi yang baru lahir ukurannya + 45 cm dengan berat badan + 3 kg. Setelah mengalami pertumbuhan, tinggi badan dapat mencapai lebih dari 150 cm dan berat badan lebih dari 30 kg.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada tingkat seluler, perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru membelah membentuk jaringan yang menyusun organ tertentu. Pada tumbuhan perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah. Sedang pada hewan dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi sehingga siap untuk menghasilkan keturunan. Perkembangan juga menyebabkan perkembangan psikis dari usia bayi, anak-anak, dan menjadi dewasa. Kalau kamu perhatikan, tinggi dan besar badanmu bisa jadi berbeda bila dibandingkan dengan teman-teman sekelasmu.
Padahal usia kalian hampir sama, dengan kata lain waktu tumbuh dan berkembangnya hampir sama. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karena ada perbedaan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, tinggi dan besar badan teman-teman sekelasmu bisa berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan danperkembangan dapat dibedakan menjadi faktor dari dalam dan
faktor dari luar tubuh. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya?
Untuk mengetahuinya, pelajarilah uraian berikut ini dengan baik.
1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari dalam tubuh makhluk hidup sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah faktor gen dan keadaan hormonal.
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik. Demikian juga ternak unggul hanya akan berproduksi secara optimal bila diberi pakan yang baik dan dipelihara di lingkungan yang sesuai.
1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari dalam tubuh makhluk hidup sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah faktor gen dan keadaan hormonal.
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik. Demikian juga ternak unggul hanya akan berproduksi secara optimal bila diberi pakan yang baik dan dipelihara di lingkungan yang sesuai.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya.
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya.
1) Hormon
pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon atau zat pengatur tubuh. Beberapa di antaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.
a) Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga, dan mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.
b) Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat pembentukan akar dan tunas.
c) Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta merangsang perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan munculnya bunga lebih cepat.
d) Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang, mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun.
e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.
Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon atau zat pengatur tubuh. Beberapa di antaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.
a) Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga, dan mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.
b) Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat pembentukan akar dan tunas.
c) Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta merangsang perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan munculnya bunga lebih cepat.
d) Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang, mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun.
e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.
2) Hormon
pada hewan
Beberapa hormon pertumbuhan pada hewan adalah sebagai berikut.
a) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini merangsang proses metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase dewasa, khususnya pada hewan Invertebrata.
Beberapa hormon pertumbuhan pada hewan adalah sebagai berikut.
a) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini merangsang proses metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase dewasa, khususnya pada hewan Invertebrata.
3) Hormon
pada manusia
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, yaitu suatu kelenjar yang tidak mempunyai saluran. Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain .
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/ tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon – GH). Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tandatanda kelamin sekunder pada wanita.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, yaitu suatu kelenjar yang tidak mempunyai saluran. Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain .
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/ tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon – GH). Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tandatanda kelamin sekunder pada wanita.
2. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a. MAKANAN ATAU NUTRISI
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Karena sedang dalam masa pertumbuhan, kamu harus cukup makan makanan yang bergizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Coba kamu amati, tanaman padi yang terlambat dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan. Setelah dipupuk, daun tanaman padi itu akan kembali berwarna hijau dan tumbuh dengan baik. Mengapa demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang penting sebagai nutrisi tanaman.
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Karena sedang dalam masa pertumbuhan, kamu harus cukup makan makanan yang bergizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Coba kamu amati, tanaman padi yang terlambat dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan. Setelah dipupuk, daun tanaman padi itu akan kembali berwarna hijau dan tumbuh dengan baik. Mengapa demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang penting sebagai nutrisi tanaman.
B. SUHU
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu
yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut
suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada
suhu optimum, semua makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu
lingkungan tertentu. Tumbuhan menunjukkan pengaruh yang lebih nyata terhadap
suhu. Padi yang ditanam pada awal musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi)
lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada musim penghujan (suhu udara
rata-rata rendah). Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di
pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas
pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang seindah
sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan
pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
c. CAHAYA
Cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya
matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat
pada ujung batang. Bila kamu menyimpan kecambah di tempat gelap selama beberapa
hari, kecambah itu akan tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya,
namun tampak lemah dan pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil.
Selain tumbuhan, manusia juga membutuhkan cahaya matahari untuk membantu
pembentukan vitamin D.
d. AIR DAN KELEMBAPAN
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
e. TANAH
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan air.
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan air.
B Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak perkecambahan biji. Kecambah kemudian
berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh hingga mencapai
ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan berkembang membentuk bunga dan buah
atau biji sebagai alat perkembangbiakannya. Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi
di daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan
meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan kambium. Aktivitas
jaringan meristem yang terletak di ujung batang/akar menghasilkan pola
pertumbuhan yang berbeda bila dibandingkan dengan jaringan meristem di kambium.
Oleh karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
1.
Pertumbuhan Primer
Daerah Pertumbuhan pada Akar
primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat
aktivitas jaringan meristem primer atau disebut juga meristem apikal.
Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan
meristem ini terdapat di ujung batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini,
akar dan batang tumbuhan bertambah panjang.
titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara
bertahap. Oleh karena itu daerah pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan daerah diferensiasi.
a. Daerah
pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah meristematis.
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah meristematis.
b. Daerah
pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah yang mengalami pemanjangan.
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah inilah yang mengalami pemanjangan.
c. Daerah
diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
2.
Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan
sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder.
Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah.
Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke luar
membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan meristem pada
kambium, diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan monokotil tidak
mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Bila kamu
perhatikandiameter batang palem, bambu, tebu, dan kelapa hampir selalu sama
dari kecil hingga dewasa. Berbeda dengan tumbuhan dikotil seperti mangga, jati,
jambu, asam, cemara, dan pinus.
Bila kamu
menjumpainya, coba perhatikan dengan seksama! Aktivitas pertumbuhan kambium
tidak selalu sama antara musim penghujan dengan musim kemarau. Di musim
penghujan, air dan zat hara terlarut tersedia dengan melimpah sehingga
pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di musim kemarau, ketersediaan air
berkurang sehingga aktivitas pembelahan sel berkurang. Aktivitas pembelahan
yang berbeda ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris pada batang yang
disebut lingkaran tahun. Perkembangan pada tumbuhan merupakan
diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan
fungsi khusus (menjadi dewasa). Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel
hasil pembelahan jaringan meristem mengalami diferensiasi membentuk jaringan
pengangkut.
Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya
terbentuknya organ generatif yaitu munculnya bunga. Beberapa jenis tumbuhan
memiliki umur yang berbedabeda untuk berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa
ditandai dengan kemampuan berkembang biak secara generatif. Jadi ketika suatu
tumbuhan telah membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah dewasa dan dapat
bereproduksi secara generatif (menghasilkan biji). Biji merupakan calon
individu yang dapat tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan
yang sesuai.
C Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Hewan
Pertumbuhan
dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuh, berbeda dengan
tumbuhan yang terjadi hanya pada bagian tertentu saja, yaitu di daerah
meristem. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak terbentuknya
zigot dari proses pembuahan dan terus terjadi hingga hewan mencapai usia
dewasa. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu fase embrionik dan fase pascaembrionik. Fase
embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari zigot
sampai terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan fase
pascaembrionikmerupakan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak
lahir atau menetas hingga hewan itu dewasa.
1. Fase
Embrionik
Pertumbuhan Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma
(terjadi pembuahan/fertilisasi). Kemudian zigot mengalami pertumbuhan dan
perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu pembelahan zigot, tahap morula,
blastula, gastrula, dan organogenesis.
a. Pembelahan
zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel
menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, delapan sel menjadi enam
belas sel, dan seterusnya hingga tiga puluh dua sel. Sekumpulan sel yang
terbentuk tersusun seperti buah anggur dan disebut sebagai morula.
Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk rongga di bagian dalam yang
disebut blastosol. Fase ini disebut fase blastula.
b. Gastrula,
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan blastula yang ditandai dengan
terbentuknya 3 lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm),
lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm).
Ketiga lapisan ini nantinya akan berkembang menjadi berbagai organ. Proses
pembentukan gastrula ini disebut gastrulasi.
c. Organogenesis, merupakan proses pembentukan berbagai
organ tubuh yang berkembang dari tiga lapisan saat proses gastrulasi. Organ
yang terbentuk dari ketiga lapisan ini adalah sebagai berikut.
1) Lapisan
ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit, sistem saraf, dan indra.
2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat ekskresi.
3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.
2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat ekskresi.
3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan dan alat pernapasan.
2. Fase
Pascaembrionik
Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir
atau menetas. Semua anggota tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun
demikian kecepatan pertumbuhan dan perkembangan antara bagian tubuh yang satu
dengan bagian tubuh yang lain tidak sama. Pertumbuhan ini tidak berlangsung
terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia tertentu. Perkembangan
dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet. Pada manusia
perkembangan ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin sekunder. Tanda
kelamin sekunder pada pria berupa tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu,
suara besar, tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih kekar. Tanda kelamin
sekunder pada wanita ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut
pada bagian tubuh tertentu, dan membesarnya pinggul.
D
Metamorfosis dan Metagenesis
Beberapa jenis hewan mengalami metamorfosis dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa jenis hewan yang lain mengalami
metagenesis. Selain pada hewan, metagenesis juga terjadi pada tumbuhan.
1.
Metamorfosis
Pada beberapa jenis hewan, dalam pertumbuhan dan
perkembanganya mengalami proses metamorfosis. Metamorfosis adalah peristiwa
perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari larva sampai dewasa.
Metamorfosis terjadi pada serangga dan amfibi.
Contoh hewan amfibi yang mengalami metamorfosis adalah
katak. Pertumbuhan dan perkembangan katak diawali sejak terbentuk zigot. Zigot
kemudian berkembang menjadi embrio. Satu minggu kemudian, terbentuklah larva
yang sering kamu sebut kecebong/berudu. Awalnya kecebong bernapas dengan tiga
insang luar, tetapi kemudian berganti menjadi insang dalam. Beberapa waktu
kemudian terbentuk tutup insang dan kaki belakang. Setelah berumur tiga bulan,
berudu mengalami metamorfosis yang ditandai terbentuknya paru-paru dan empat
kaki, hilangnya insang dan ekor, lalu menjadi bentuk katak. Sifat berudu
berbeda dengan sifat katak. Berudu hidup di air sebagai herbivora, sedangkan
katak hidup di darat bersifat karnivora.
Metamorfosis
Katak
Serangga yang
baru menetas berwujud larva. Beberapa jenis serangga seperti
kupu-kupu dan capung, bentuk larva jauh berbeda dengan bentuk dewasa. Larva
kupu-kupu yang disebut ulat memiliki mulut tipe pengunyah, sedangkan kupu-kupu
memiliki mulut tipe penghisap. Larva capung hidup di air, sedangkan capung
dewasa hidup di darat dan dapat terbang. Namun demikian beberapa jenis serangga
memiliki bentuk yang hampir sama saat baru menetas dengan saat dewasa.
Contohnya adalah belalang, kecoa, dan jangkrik. Berdasarkan prosesnya,
metamorfosis serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna
dan metamorfosis tidak sempurna.
a.
Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang
disebut pupa atau kepompong. Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda.
Tahapan dalam metamorfosis sempurna adalah sebagai berikut.
Telur –>
larva pupa (kepompong) –> dewasa (imago)
Telur menetas menjadi larva. Larva tidak memiliki sayap
dan tanda-tanda sayap juga belum ada. Ketika berupa larva, serangga sangat
aktif makan. Larva kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi kepompong. Larva
ada yang langsung membuat pupa, tetapi ada juga yang lebih dulu membuat
pelindung dari daun yang dilipat, tanah atau pasir yang halus, sayatan kayu
yang halus, dan bahan lainnya.
Metamorfosis
Kupu-kupu
Tempat
perlindungan di sekeliling pupa disebut kepompong atau kokon.
Pada tahap pupa, serangga tidak aktif makan, walaupun proses
metabolisme tetap berlangsung. Setelah melewati tahap pupa, serangga
akan menjadi dewasa (imago).
b.
Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Metamorfosis
Belalang
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna,
bentuk serangga yang baru menetas (nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk
serangga dewasa (imago). Perbedaan yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki
sayap. Sayap akan tumbuh secara bertahap sehingga menyerupai bentuk dewasa.
Secara umum nimfa dan serangga dewasa memiliki sifat yang sama. Contohnya pada
jangkrik dan belalang.
Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis
tidak sempurna adalah sebagai berikut.
telur –>
nimfa –> dewasa (imago)
2.
Metagenesis
Beberapa
jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis. Metagenesisadalah
proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual. Hewan dan
tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase kehidupan, yaitu
fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan yang
bereproduksi secara aseksual.
Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada
tumbuhan tak berbiji (paku dan lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan
gamet jantan berlangsung di dalam antheridium dan gamet betina di dalam
arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot.
Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut
fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai
akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan
gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit.
Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara
fase gametofit dan sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan
fase gametofit. Sedangkan tumbuhan paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan
fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit itulah
yang disebut metagenesis.
Beberapa hewan
tingkat rendah juga mengalami metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia.
Ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis kehidupan yaitu
kehidupan saat menempel (polip) dan kehidupan bergerak bebas (medusa)
Siklus Hidup
Paku dan Ubur-ubur
E. Tahapan
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tahukah kamu perubahan apa yang terjadi dalam dirimu dari sejak bayi hingga
sekarang? Tentu saja terjadi perubahan berat dan tinggi badan (tumbuh).
Misalnya ketika baru lahir beratmu sekitar 3 kg, pada umur 6 bulan beratnya
menjadi 8 – 9 kg dan sekarang mungkin beratmu sekitar 35 kg. Selain tumbuh,
kamu juga mengalami perubahan menuju kedewasaan (berkembang).
Perkembangan berhubungan dengan tingkah laku (sikap) atau
kejiwaan. Misalnya terjadi perkembangan/perubahan sikap dan kebiasaan dari
balita, remaja, dewasa, sampai lanjut usia. Setiap tahap perkembangan memiliki
ciri yang berbeda. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berbeda, tetapi kedua
proses ini berlangsung bersamaan atau tidak dapat dipisahkan.
Dewasa yang
ditandai adanya perubahan fisik dan emosional (psikis). Masa pubertas
disebut jugaakil balig. Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual
yaitu sistem reproduksi telah mampu membuat sel-sel kelamin (gamet). Hal ini
dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar
hipofisis. Secara biologis, kamu telah siap untuk bereproduksi, namun belum
tentu demikian bila ditinjau secara segi psikis, sosial, ekonomi, dan
lain-lain. Tingkat perkembangan pada setiap orang berbeda-beda, yang
dipengaruhi oleh faktor keturunan, produksi hormon, konsumsi makanan, dan
penyakit. Gejala pubertas dapat ditinjau secara fisik dan psikis
(kejiwaan/emosional).
Tahap
Perkembangan Manusia
F. Pubertas
pada Remaja
Berdasarkan usiamu, sekarang kamu telah memasuki tahap
remaja. Kamu tentu dapat merasakan adanya perubahan fisik dan tingkah laku yang
pasti berbeda dibandingkan sewaktu duduk di sekolah dasar. Semua remaja
mengalami pubertas.
Pubertas adalah perubahan menjadi dewasa yang ditandai adanya
perubahan fisik dan emosional (psikis). Masa pubertas disebut juga akil
balig. Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem
reproduksi telah mampu membuat sel-sel kelamin (gamet). Hal ini dipengaruhi
oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar
hipofisis. Secara biologis, kamu telah siap untuk bereproduksi, namun belum
tentu demikian bila ditinjau secara segi psikis, sosial, ekonomi, dan
lain-lain. Tingkat perkembangan pada setiap orang berbeda-beda, yang
dipengaruhi oleh faktor keturunan, produksi hormon, konsumsi makanan, dan
penyakit. Gejala pubertas dapat ditinjau secara fisik dan psikis
(kejiwaan/emosional).
1. Pubertas
Secara Fisik
Pubertas secara fisik dapat dilihat dari perubahan tubuh,
meliputi perubahan tanda kelamin primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja
laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh hormon yang dihasilkan.
Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormon
estrogen. Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Ciri kelamin primer
1) Organ
kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki mulai menghasilkan
sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai menghasilkan sel telur di
dalam indung telur (ovarium).
2) Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki
ditandai dengan pertama kali mengalami “mimpi basah” yang mengeluarkan sperma
atau air mani. Pada perempuan ditandai dengan mengalami menstruasi yang pertama
kali.
b. Ciri kelamin sekunder
Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri
kelamin sekunder sebagai berikut.
1) Mulai
tumbuh jakun.
2) Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
3) Tumbuh kumis atau jenggot.
4) Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
5) Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
6) Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
7) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan poripori tampak membesar.
8) Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka.
2) Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
3) Tumbuh kumis atau jenggot.
4) Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
5) Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
6) Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
7) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan poripori tampak membesar.
8) Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka.
Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri
kelamin sekunder sebagai berikut.
1)
Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul.
2) Pinggul melebar.
3) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
4) Suara lebih nyaring.
5) Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka.
6) Perubahan proporsi tubuh, tampak dari bertambahnya tinggi badan, berat badan, panjang kaki, dan tangan, sehingga ukuran seluruh badan bertambah.
2) Pinggul melebar.
3) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
4) Suara lebih nyaring.
5) Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka.
6) Perubahan proporsi tubuh, tampak dari bertambahnya tinggi badan, berat badan, panjang kaki, dan tangan, sehingga ukuran seluruh badan bertambah.
2. Pubertas
Secara Psikis
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas
juga terjadi perubahan hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah
lakunya. Ciri-ciri pubertas secara psikis dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Mencari
identitas diri
Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering
menentang kemapanan karena dirasa membelenggu kebebasannya. Meskipun cara
berpikirnya belum dewasa namun remaja tidak mau dikatakan sebagai anak-anak.
Remaja sering melakukan hal coba-coba karena rasa ingin tahu yang sangat besar.
b. Mulai
tertarik kepada lawan jenis
Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar
bila remaja mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian
pernikahan pada usia remaja belum diperbolehkan karena secara mental belum
siap. Kehamilan pada usia remaja dapat berpengaruh negatif baik pada diri
remaja maupun bayi yang dikandungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar