Globalisasi modern awal atau
proto-globalisasi mencakup periode sejarah globalisasi antara
1600 dan 1800. Konsep proto-globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh
sejarawan A. G. Hopkins dan Christopher Bayly. Istilah
ini berarti fase peningkatan hubungan dagang dan pertukaran budaya yang menjadi
ciri khas periode sebelum munculnya globalisasi modern pada akhir abad ke-19.[29] Fase
globalisasi ini dicirikan oleh bangkitnya imperium maritim Eropa pada abad
ke-16 dan 17. Imperium pertama yang muncul adalahPortugal dan Spanyol,
kemudian muncullah Belanda dan Britania.
Pada abad ke-17, perdagangan dunia berkembang lebih jauh ketika perusahaan kerajaan(chartered
company) seperti British East India Company (didirikan
tahun 1600) dan Vereenigde Oostindische Compagnie (didirikan
tahun 1602, sering dianggap sebagai perusahaan
multinasional pertama yang membuka sahamnya) didirikan.[30]
Globalisasi
modern awal berbeda dengan globalisasi modern dalam hal tujuan ekspansionisme,
cara mengelola perdagangan global, dan tingkat pertukaran informasi. Periode
ini ditandai oleh banyaknya perjanjian dagang seperti yang dilakukan East India Company, peralihan hegemoni ke
Eropa Barat, terjadinya konflik berskala besar antara negara besar seperti Perang
Tiga Puluh Tahun, dan munculnya komoditas baru seperti perdagangan
budak. Perdagangan Segitigamemungkinan
Eropa mendapatkan keuntungan dari sumber-sumber daya di dunia barata.
Perpindahan hewan, tanaman, dan wabah penyakit yang dikaitkan dengan
konsep Pertukaran Columbus oleh Alfred Crosby juga
memainakn peran penting dalam proses ini. Perdagangan dan komunikasi modern
awal melibatkan banyak kelompok masyarakat, termasuk pedagang Eropa, Muslim, India, Asia Tenggara,
dan Cina,
terutama di kawasan Samudra Hindia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar