Globalisasi kuno dipandang
sebagai suatu fase dalam sejarah globalisasi yang
mengacu pada peristiwa dan perkembangan globalisasi sejak masa peradaban
terawal sampai kira-kira tahun 1600-an. Istilah ini dipakai untuk menyebut
hubungan antara masyarakat dan negara dan cara keduanya dibentuk oleh
persebaran ide dan norma sosial baik di tingkat lokal maupun regional.
Dalam
skema ini, ada tiga penyebab yang dipaparkan sebagai pemicu globalisasi.
Penyebab pertama adalah pemikiran Timur yang berarti bahwa negara-negara Barat
telah mengadaptasi dan menerapkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari Timur.[27] Tanpa
ide tradisional dari Timur, globalisasi Barat tidak akan terjadi sebagaimana
mestinya. Penyebab kedua adalah jarak; interaksi antarnegara belum berskala
global dan masih berada di seputaran Asia, Afrika Utara, Timur Tengah, dan
sebagian Eropa.[27] Pada
globalisasi awal, negara masih sulit berinteraksi dengan negara lain yang
letaknya jauh. Kemajuan teknologi kemudian memungkinkan negara mengetahui
keberadaan negara lain yang letaknya jauh, dan fase globalisasi yang baru pun
terjadi. Penyebab ketiga adalah saling ketergantungan,
kestabilan, dan regularitas. Jika suatu negara tidak bergantung dengan negara
lain, tidak ada cara lain bagi negara tersebut untuk memengaruhi dan
dipengaruhi oleh negara lain. Inilah salah satu penggerak utama di balik
hubungan dan perdagangan global. Tanpa keduanya, globalisasi tidak akan
berjalan seperti yang sudah-sudah dan negara akan tetap bergantung pada
produksi dan sumber dayanya sendiri supaya bisa terus berdiri. Sejumlah pakar
berpendapat bahwa globalisasi kuno tidak berjalan seperti globalisasi modern
karena negara-negara waktu itu tidak saling bergantung seperti sekarang.[27]
Ada
pula sifat multipolar dalam globalisasi kuno yang melibatkan partisipasi aktif
bangsa non-Eropa. Karena globalisasi kuno sudah ada sebelum Pembelahan Besar abad
ke-19, masa ketika Eropa Barat memiliki produksi industri dan
hasil ekonomi yang lebih maju ketimbang kawasan lain di dunia, globalisasi kuno
menjadi fenomena yang tidak hanya digerakkan oleh Eropa tetapi juga
oleh wilayah Dunia Lama yang ekonominya sudah maju
seperti Gujarat, Bengal, pesisir
Cina, dan Jepang.
Ekonom dan sosiolog historis Jerman Andre Gunder Frank berpendapat
bahwa globalisasi diawali oleh munculnya hubungan dagang antara Sumer danPeradaban Lembah Indus pada milenium ketiga SM.
Globalisasi kuno ini terjadi pada Zaman Helenistik, zaman ketika pusat-pusat
kota komersial membentuk poros budaya Yunani yang
merentang dari India sampai Spanyol,
termasukAlexandria dan
kota-kota era Alexander lainnya. Sejak itu, posisi
geografis Yunani dan impor gandum memaksa bangsa Yunani melakukan perdagangan
lewat laut. Perdagangan di Yunani kuno sangat tidak dibatasi, dan negara hanya
mengendalikan suplai gandum.
]
]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar